Iwan Setyawan, saat memberikan kuliah tamu di Aula BAU UMM (26/10/2011) |
Penulis buku National Best Seller "9 Summers 10 Atums”, Iwan Setyawan mengatakan apa yang di lakukan di kampus 3-4 tahun dari sekarang sangat cepat sekali. Kenangan terbaik di kampus adalah prestasi. “The best time in life” kalau kalian menanam benih sekarang maka tanamlah benih itu dengan baik dan bagus serta jangan gunakan waktu dengan sia-sia tapi bersenang - senang dengan prestasi. Bolehlah gaul baik dari segi penampilan, pakaian, gaya rambut, sepatu dll tapi harus diimbangi dengan smart dan intelektual serta lahirkan kreativitas dan raihlah prestasi
Hal itu disampaikan Iwan di hadapan sekitar 350 peserta Kuliah Tamu jurusan Diploma III Keuangan dan Perbankan (FEB) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (26/10). Iwan diundang Himpunan Mahasiswa D III Keuangan dan Perbankan untuk menyampaikan tema fighting spirit" Menembus batas ketakutan.
Lebih lanjut, Peraih penulis buku fiksi terbaik Jakarta book award 2011 IKAPI Jakarta itu mendorong agar kaum muda jangan berhenti di satu titik karena akan mematikan kreativitas lari terus untuk meraih prestasi. Menurutnya ada enam hal yang harus di persiapkan kaum muda saat ini untuk meraih masa depan yakni:
Pertama Menulislah dari sekarang. Kedua anak muda mulai membaca karena negara – negara di eropa maju karena budaya baca sangat tinggi serta yang membedakan Indonesia dengan anak muda di eropa baik di New York,Tokyo dan Paris adalah gaya membaca dan kreatifitas. Ketiga bahasa Indonesia dan bahasa inggris perlu diperbaiki. Keempat belajar debat yang elegan karena dengan debat kalian bisa belajar memecahkan suatu masalah dan bisa mengevaluasi. Kelima leadership, dengan ikut organisasi kalian bisa belajar public speaking dan bersosialisasi dengan bertemu banyak orang. tegasnya
Kepada mahasiswa Iwan berpesan agar tidak malu dan minder karena tidak berbicara baground kampus, Mahasiswa UMM dengan mahasiswa di Jakarta,Tokyo ,Paris dan Amerika mempunyai kesempatan yang sama karena media sosial dan internet bisa di akses.
Iwan menceritakan, judul buku “9 summers 10 autums” di latar belakangi dengan dia bekerja di Amerika Serikat 9 tahun lamanya sebagai director analisis marketing financial di amerika. ketika itu dia ingin pulang ke batu tiap tahunnya tetapi dia menolak untuk pulang karena mengejar karir. Tepatnya tahun 2010 Iwan memutuskan pulang ke Indonesia dan ia di tawari untuk bekerja di singapura sebagai director marketing financial untuk 6 negara tetapi dia menolak tawaran itu. Juni tahun 2010 akhirnya pulang ke kota Batu dan keliling Indonesia timur,bali dan gunung rinjani, ketika di rumah ia melihat bahwa di dinding rumah tidak ada foto keluarga sehingga kenangan dia sejak kecil sampai dewasa bersama keluarga tidak ada karena anak seorang supir angkot yang serba pas -pasan. katanya
Lebih lanjut suatu saat ketika ada anak kecil sedang nonton televisi berkata mas iwan hebat anak seorang sopir angkot bisa bekerja di Amerika. Dari segelitik kata tersebut dari sinilah dia mengcapture sejarah dengan buku . Ia berpikir kenangan/cerita sejak kecil bisa di tulis di buku. tuturnya.
Dalam buku tersebut menceritakan sosok seorang ayahnya sebagai kernet angkot,sopir angkot dan ibunya serta saudara iwan dari kecil sampai dewasa. Buku ini di terbitkan agar anak- anak sopir angkot membaca buku ini dan terinspirasi bahwa anak seorang sopir angkot juga bisa bekerja di amerika dan meraih prestasi. imbuhnya
Pembantu Rektor I, Sujono, mengatakan kuliah tamu ini penting untuk dihayati ,dicermati dan di impelementasikan agar mahasiswa diberi spirit,motivasi ,percaya diri ,tidak ragu- ragu dan takut sehingga menjadi mahasiswa yang sukses. Ia berharap dengan adanya kuliah tamu ini ilmu yang di dapat bisa mengimplementasikan dan dipraktekkan. (Heri)