Prof. Syamsul: Beragama Adalah Tentang Kepercayaan

Rabu, 01 Juli 2015 16:29 WIB   D-III Perbankan dan Keuangan

 

Bulan Ramadhan tidak disia-siakan jajaran Dekanat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMM untuk meningkatkan ketakwaan dan kelimuan. Hari ini, Senin (29/6), FEB mengadakan kajian keislaman untuk segenap dosen, karyawan dan part timer yang ada di lingkup FEB.

Acara yang dibuka oleh Pembantu Rektor (PR) III, Dr. Diah Karmiyati, M.Si ini mengusung tema Islam dan Filantropi. Bu Diah, sapaan akrab Diah Karmiyati dalam sambutannya menekankan pentingnya bersyukur dan menerima segala cobaan dengan ikhlas.

PR III yang terkenal ramah ini juga menuturkan, penghargaan diri (self awarding) merupakan hal penting agar manusia bisa selalu bersyukur.  “Self awarding itu yang memberikan penghargaan ke diri kita sendiri, sehingga tidak terlalu memikirkan apresiasi dari orang lain,” cetus Diah yang juga dosen senior di Fakultas Psykologi UMM tersebut.

Diah melanjutkan, UMM juga besar karena para pendirinya juga mempunyai rasa syukur yang luar biasa. “Mereka berjuang tanpa kenal lelah dan tanpa pamrih,” cetusnya.

Sementara itu, Prof. Syamsul Arifin, saat memberikan tausiah mengingatkan kepada seluruh peserta bahwa beragama adalah masalah rasa dan subtansi. Hal ini menandakan jika beragama tidak sebatas lahiriah dan mengerucut pada simbol-simbol keagamaan tertentu.

Lebih lajut, Prof. Syamsul juga memberikan gambaran mengenai tiga  tahap beragama. “Pertama adalah inti, interpretasi, dan implementasi,” ungkap Profesor yang mempunyai selera humor tinggi ini.

Ia mencontohkan, pada tahap inti, semua umat islam akan bersepakat bahwa sholat lima waktu adalah wajib. Lanjut ke tahap interpretasi, sudah terlihat perbedaan pendapat dan pada tahap implementasi akan semakin terlihat perbedaan yang nyata. “Contohnya, sholat tarawih, ada yang 8 rakaan dan ada yang 20 rakaat,” imbuhnya.

Walau demikin, Prof. Syamsul menghimbau agar umat islam tidak gampang terprovokasi dan terpecah belah. “Janganlah kamu megolok-ngolok kaum lain, karena mungkin kamu tidak lebih baik dari kaum yang di olok-olok,” cetusnya.

Guru besar Fakultas Agama Islam (FAI) UMM  ini juga menegaskan jika beragama adalah masalah iman, sebagai muslim yang taat sudah seharusnya melakukan segala yang diperintahkan Allah dan menjauhi setiap larangan-Nya tanpa ragu dan mencari rasionalisasi berlebih. “Beragama adalah tentang kepercayaan,” pungkasnya.

 Penulis: Mochamad Rofik

Shared: